Mansur suka mengendarai truk, bermain bersama para pilot, dan bahkan masuk ke dalam kokpit “menerbangkan” pesawat — dan dia seekor beruang.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Momen mengerikan serangan beruang ganas kepada tiga pria tertangkap kamera. Akibat serangan tersebut, ketiganya kehilangan nyawa.
Momen tersebut terjadi pada 2014 silam di Pulau Sakhalin, Rusia. Beberapa saat sebelum serangan keji itu, salah satu korban sempat mengabadikan kedatangan kawanan beruang pakai ponselnya.
Rekaman tersebut awalnya. memperlihatkan seekor beruang kecil tengah duel dengan seekor anjing. Tak lama kemudian munculah sang induk yang berukuran besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiba-tiba beruang dewasa itu berlari ke arah gerombolan pria tadi. Dan inilah saatnya rekaman mengerikan itu berakhir.
Menurut para ahli yang dikutip dari kantor berita Interfax, kala itu memang sering terjadi serangan beruang. Aktivitas manusia diduga menjadi penyebab terjadi serangan tersebut,namuninsiden tersebut bisa pula disebabkan karena beruang-beruang tersebut kelaparan.
Mereka mengatakan bahwa jaring dan penghalang menghalangi salmon berenang ke sungai untuk bertelur, sehingga mamalia tersebut tidak memiliki pasokan makanan yang teratur.
Cuaca ekstrem yang terjadi hampir sepuluh tahun lalu mungkin juga mengganggu bioritme beruang dan pasokan makanan, kata Vladimir Krever, yang saat itu menjabat sebagai direktur program keanekaragaman hayati di WWF Rusia.
Beberapa serangan termasuk terjadi pada pukul 02.00 dini hari di stasiun meteorologi di hutan Republik Sakha.
Sebelum tragedi tiga pria tersebut, beruang sempat merobohkan pintu trailer tempat tinggal dan menggigit lengan seorang wanita di dalamnya. Untungnya, predator tersebut akhirnya ketakutan karena teriakan keras wanita tersebut.
Tiga hari sebelumnya, seekor beruang menyergap seorang anak laki-laki di pulau Iturup saat dia sedang berjalan pulang dari rumah neneknya.
Beruang itu dilaporkan telah menyeret anak berusia 14 tahun itu ke pantai pada saat pihak berwenang setempat tiba dan menembaknya hingga tewas. Akibat penyerangan tersebut, bocah tersebut harus mendapat 170 jahitan, demikian dikutip dari Unilad.
MOSKWA, KOMPAS.com - Krisis kekurangan pangan telah mengakibatkan sejumlah besar beruang kelaparan dan agresif mendekati permukiman penduduk di Rusia Timur Jauh.
Seorang petugas kehutanan Rusia, Senin (15/11/2017), mengatakan, sejauh ini dua orang tewas akibat serangan beruang yang putus asa mencari makanan.
Pekan lalu, petugas kehutanan di Pulau Sakhalin mengatakan, 83 ekor beruang terpaksa ditembak mati karena membahayakan manusia.
Jumlah beruang yang harus ditembak mati naik tiga kali lipat dibanding tahun lalu.
Baca: Tidur di Tenda, Remaja Ini Terbangun Saat Kepalanya Digigit Beruang
"Hal seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya. Di hutan tak ada cukup ikan, buah-buahan atau kacang-kacangan," kata petugas yang tak mau disebutkan namanya.
Petugas itu menuding penangkapan ikan salmon yang serampangan dan tak terkendali menjadi salah satu faktor menyusutnya makanan beruang.
Sebenarnya, kata petugas itu, warga tak diizinkan memasang jaring ikan di musim panas ini karena jumlah ikan sangat sedikit, tetapi mereka tetap memasang jaring," tambah dia.
Beruang-beruang yang keluar dari hutan kemudian masuk ke desa-desa mencari makanan, memangsa anjing peliharaan penduduk, dan bahkan sempat menggigit seorang warga desa.
"Di masa saat ini seharusnya beruang sudah memiliki cukup lemak di tubuhnya untuk menghadapi musim dingin. Namun, mereka amat kurus," tambah petugas.
Pada September lalu, serangan beruang menewaskan seorang pemburu dan pencari ikan. Beruang-beruang ini juga menyerang ternak dan menggali tanaman kentang milik warga.
Baca: Ingin Memberi Makan, Pria Thailand Nyaris Tewas Diserang Beruang
Petugas kehutanan memperkirakan krisis ini akan berlangsung hingga November hingga beruang-beruang yang kekurangan makan akan mati kedinginan sementara yang lain berhibernasi.
Sakhalin adalah sebuah pulau besar yang sebagian wilayahnya masih diselimuti hutan. Pulau ini terletak di sisi utara Jepang antara Laut Okhotsk dan Laut Jepang.
Suatu hari, seekor anak beruang muncul di Lapangan Terbang Orlovka, Tver (181 km di barat laut Moskow). Tak ada yang tahu persis bagaimana ia sampai di sana, tetapi kemungkinan besar dia tersesat saat keluar bersama induknya. Apa pun alasannya — dan meski berbahaya — ia nekat mendekati permukiman manusia karena lapar.
Ternyata, alih-alih diusir, para pilot yang bekerja di lapangan terbang itu malah merawatnya. Mereka memberinya makan, tempat tinggal, dan menamainya Mansur. Dalam bahasa Altai, mansur berarti ‘Misha’. Misha itu sendiri merupakan panggilan sayang orang Rusia kepada beruang (seperti Masha memanggil teman beruangnya ‘Misha’ dalam serial Masha and the Bear) dan siapa pun yang bernama Mikhail. Apalagi, si pemilik lapangan terbang memang berasal dari Altai. Sejak itu, Mansur berteman akrab dengan manusia, tapi ia paling dekat dengan seorang pilot bernama Andrei Ivanov.
Nyaris Jadi ‘Sasaran’ Latihan Anjing
“Kami tentu tak berencana untuk memelihara seekor beruang. Dia tiba-tiba muncul di lapangan terbang,” kenang Andrei. “Saat itu, dia masih kecil, seukuran anak anjing. Dia masih perlu menyusu dari botol bayi. Dia seperti boneka. Selama setahun pertama, anak beruang sangat imut.”
Tak ada yang tahu apa yang harus dilakukan dengan Mansur. Mengembalikannya ke hutan pada usia itu bisa berakibat fatal. Dia bahkan tidak tahu bahwa beruang seharusnya berhibernasi (tidur panjang) selama musim dingin. “Pada musim dingin pertama, kami harus membuatnya tetap hangat. Dia tak tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya,” kata Andrei. “Dia biasanya tertidur di pangkuanku.”
Kemudian, para pekerja di lapangan terbang memutuskan untuk meminta bantuan ahli. Kementerian Sumber Daya Alam dan Ekologi Tverskaya Oblast menghubungkan mereka dengan seorang ahli yang seharusnya membawa Mansur ke Cagar Alam Seliger. Namun, alih-alih ke cagar alam, Mansur malah dibawa ke fasilitas pelatihan anjing untuk melacak beruang. Ketika Andrei dan teman-temannya mengetahui hal tersebut, mereka buru-buru datang dan menyelamatkannya — Mansur benar-benar melompat kegirangan. “Untunglah kami sampai tepat waktu,” kata Andrei. “Kami bersyukur dia tidak pernah tahu nasib apa yang akan menimpanya di sana.” Si pemilik fasilitas pelatihan mengembalikan Mansur tanpa berdalih.
Mansur segera dibawa kembali ke lapangan terbang karena tak ada tempat lain. Para pilot juga berbicara dengan keluarga Pazhetnov yang dikenal karena merawat anak-anak beruang yang tersesat. Namun, Mansur dianggap terlalu jinak dan kini sudah terlambat untuk melepaskannya ke alam liar.
“Ketika beruang menerima manusia sebagai teman, dia tidak lagi takut padanya,” jelas Andrei. “Dia seharusnya bisa dikembalikan ke alam liar setelah setahun pertama dan dia akan bertahan dengan sangat baik. Namun setelah sekian lama bersama manusia, itu tidak mungkin. Dia akan mencari manusia. Jika dia memasuki desa, dia pasti akan ditembak.”
Sepertinya, Mansur memang ditakdirkan untuk tinggal di lapangan terbang. Masalahnya, dia semakin besar dan tak ada lagi tempat untuk menampungnya di Orlovka. Untunglah, ada tempat yang cocok di Kaluga (186 km di selatan Moskow), tepatnya di Lapangan Terbang Oreshkovo yang besar, yang mirip dengan lingkungan tempat Mansur dibesarkan.
Kisah Mansur tersebar luas dan membuat orang-orang tersentuh. Demi kelangsungan hidupnya, orang-orang menyumbang lebih dari 4 juta rubel (sekitar 876 juta rupiah) melalui penggalangan dana. Uang yang sangat banyak itu dipakai untuk membuat sebuah kandang terbuka, area yang luas dan aman di dalam hutan sungguhan. Di sana, Mansur bisa mencari semut, memanjat pohon, dan bahkan berenang (musim panas sebelumnya ia harus disiram air dengan selang).
Beruang Punya Ingatan Kuat
Mansur senang tinggal di rumah barunya. Selalu ada orang di lapangan terbang, seperti para penjaga, pilot, dan — favorit Mansur — perempuan yang memberinya makan, serta, tentu saja, Andrei, “sang ayah” yang sering berkunjung.
“Dia beruang dewasa yang sehat. Beratnya 250 kilogram dan tingginya 2,5 meter, cukup besar untuk ukuran anak beruang berusia tiga tahun, dan dia selalu ingin bermain!” kata Andrei. “Tapi sebelum saya pergi dan menemuinya, saya selalu berusaha mencari tahu suasana hatinya saat itu. Jika dia tenang, Anda bisa berkomunikasi dengannya, tetapi Anda tak boleh terlalu memaksanya. Dia kadang-kadang bisa pergi begitu saja ketika sedang bermain. Jika dia bersikap begitu, berarti itulah saatnya untuk berhenti.”
Para pilot kerap berkonsultasi dengan keluarga Pazhetnov serta para ahli dari Kebun Binatang Moskow. Mereka selalu bilang, jangan menggunakan kekerasan. Ketika beruang masih kecil, manusia memang lebih kuat. Namun, dia tak akan lupa bagaimana orang-orang pernah menakut-nakutinya. Ketika tumbuh besar, dia akan membalas perbuatan orang itu.
“Sejauh yang saya tahu, beruang yang menyerang manusia biasanya pernah dianiaya,” kata Andrei. “Kami terkadang menemukan grapeshot (sejenis peluru) pada kaki atau kepalanya. Itu artinya mereka ditembak, biasanya dari belakang.”
“Seorang kru pilot helikopter dari Magadan pernah bercerita tentang dua orang yang terluka di atas kapal beberapa tahun lalu — mereka diserang beruang,” kenang Andrei. “Yang pertama meninggal di tempat karena tak sempat dilarikan ke rumah sakit. Sementara, yang kedua bilang bahwa mereka berburu di atas kapal dan melihat seekor beruang tengah menangkap ikan di sungai. Mereka kemudian menembak beruang itu. Ia tertembak, tapi tidak mati — ia melarikan diri. Tiba-tiba, kapal memasuki pusaran air dan membuat kapal berbalik arah. Beruang itu melihat dan langsung menyerang. Hewan itu punya ingatan kuat.”
Jadi para pekerja di lapangan terbang berkomunikasi dengan Mansur secara setara — tak ada yang mencoba melatihnya. “Beruang bukan hewan peliharaan. Dia memiliki kemauannya sendiri. Kita bisa berunding, berkomunikasi, dan menarik minatnya, sama seperti manusia,” jelas Andrei.
Berburu beruang dengan senjata api
Perburuan beruang abad ke-20
Tentu saja, dalam setiap kasus sebelumnya, senjata api dapat digunakan untuk membunuh beruang yang terjebak atau sedang memakan gandum. Namun, cara berburu beruang yang paling rumit (selain dengan rogatina) di alam luar adalah dengan menggunakan senapan.
Pemburu bergerak melalui hutan melintasi wilayah beruang. Ketika dia menemukan hewan tersebut, dia harus mendekatinya sedekat mungkin dan membuat tembakan akurat ke arahnya. Si pemburu harus bergerak diam-diam. Jika terdengar retakan ranting di hutan, seekor beruang dapat mengetahui siapa yang melakukannya: kaki manusia atau cakar hewan lain. Ia pun akan segera bereaksi.
Seekor beruang cokelat muda di alam liar
Seorang pemburu Rusia suatu kali menceritakan kisah perburuan beruang yang berakhir fatal. Temannya, Andrei, melihat seekor beruang dengan bobot kira-kira mencapai 150 kilogram tengah memakan buah-buahan di hutan. Jarak Andrei dan beruang itu sekitar 30—40 meter. Setelah menunggu binatang itu mendekat, Andrei menembakkan peluru ke area jantung. “Bahkan pada saat tembakan, dia tahu ada yang tidak beres. Beruang itu hanya meraung dengan keras, langsung berbalik, dan menyerbu ke arah pemburu. Sedetik kemudian Andrei dirobohkan oleh kekuatan cakar beruang.”
Untunglah, sang pemburu berhasil bertahan dengan berpura-pura mati. Beruang biasanya tidak langsung memakan mangsanya, tetapi menyembunyikannya di bawah daun agar sedikit membusuk. Setelah beruang itu menutupi Andrey dengan dedaunan dan semak belukar dan pergi, pemburu yang terluka itu berhasil merangkak keluar dan melarikan diri. “Tiga tulang rusuk yang patah, paha yang robek, dan punggung yang terkoyak adalah hasil perburuan ini,” kata sang pemburu menyimpulkan. Dia nyaris mati. Jadi, pertarungan melawan penguasa hutan terkadang bisa berakhir dengan kemenangan sang Master.
Berburu di ladang gandum
Model rumah pohon pemburu beruang
Nikolay Maksimovich (CC BY 3.0)
Sebelum hibernasi, saat musim gugur tiba, beruang ingin menambah berat badan. Mereka menyukai gandum, dan sering datang ke ladang untuk makan biji-bijian yang lezat. Beruang dapat diburu saat melakukan aktivitas ini, tetapi pemburu tidak boleh hadir di ladang, atau dialah yang malah menjadi mangsa si beruang.
Untuk memburu beruang di ladang gandum, seorang pemburu harus membangun semacam rumah pohon kecil. Di situlah ia bisa menunggu dan mengamati beruang yang sedang memakan biji-bijan. Rumah pohon itu harus lebih tinggi dari lima meter di atas tanah, dan si pemburu sama sekali tak boleh bersuara dan, yang terpenting, tidak berbau. Pemburu berpengalaman tidak mencukur selama berminggu-minggu sebelum berburu beruang, mereka tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak menggunakan deodoran apa pun. Pakaian dan sepatu yang mereka gunakan memiliki cukup lubang untuk pertukaran udara sehingga menghilangkan segala jenis bau.
Seorang pemburu harus menunggu di rumah pohonnya sampai beruang itu cukup dekat untuk melepaskan tembakan yang akurat, membidik tepat ke jantungnya. Bagaimanapun, si pemburu harus memeriksa apakah binatang itu benar-benar sudah mati sebelum mendekati tubuhnya. Beruang adalah hewan yang pintar dan licik. Beruang yang terluka bahkan dapat pura-pura berbaring dan menunggu untuk menyerang pemburu yang ceroboh.
Lima cara memburu beruang ala orang Rusia
Pesta berburu beruang
Jauh sebelum para pemburu Rusia mengenal senjata api, mereka telah menemukan cara untuk menjatuhkan sang Master menggunakan senjata tajam, tombak, dan jebakan. Namun, sebelum berburu beruang, para pria harus mengikuti tradisi tertentu. Sebelum perburuan, siapa pun yang ikut harus mandi. Mereka juga pantang berhubungan seks. Semua ini dilakukan untuk meminimalisasi bau badan sehingga beruang, yang memiliki indra penciuman yang baik, tak menyadari kehadiran manusia. Para pemburu bahkan menyimpan pakaian mereka selama semalam di dalam karung berisi ranting-ranting pinus dan pohon cemara agar beraroma seperti hutan.
Rogatina (berasal dari kata rog yang berarti ‘tanduk’ dalam bahasa Rusia) adalah tombak khusus pemburu beruang. Tombak ini berukuran pendek dengan batang yang berat. Bagian terpenting adalah bilahnya yang lebar dan bermata dua seperti daun dengan panjang 20 sampai 60 sentimeter dan lebar sampai tujuh sentimeter. Bilah ini dapat meninggalkan luka lebar dan mengeluarkan darah sebanyak mungkin.
Rogatina biasanya digunakan untuk menjaga jarak sementara pemburu lain menjatuhkannya dengan tombak. Bagaimanapun, ini adalah cara paling berbahaya untuk berburu beruang yang hanya bisa dilakukan oleh pemburu paling terampil.
REPUBLIKA.CO.ID, AKITA -- Jepang mengalami peningkatan jumlah orang yang diserang beruang pada 2023 dengan kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya, berdasarkan data pemerintah baru-baru ini.
Masyarakat telah diperingatkan bahwa akan lebih banyak orang yang diserang beruang saat hewan liar tersebut mencari makan sebelum hibernasi pada tahun yang sulit untuk mendapatkan kacang-kacangan.
Antara April hingga September, sebanyak 109 orang terluka akibat diserang beruang, dua di antaranya meninggal dunia dan sebagian besar terjadi di bagian utara pulau utama Jepang, Honshu, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi untuk periode yang sama sejak 2007 ketika pemerintah mulai menyusun data statistik bulanan tersebut.
Rekor sejauh ini untuk jumlah paling banyak korban luka akibat serangan beruang, termasuk beruang hitam Asia dan beruang cokelat Ussuri adalah 158 orang pada 2020.
Sebanyak 15 prefektur mencatat adanya korban serangan beruang selama periode enam bulan sejak April, dengan sekitar 70 persen kasus terjadi di wilayah timur laut Jepang, menurut data awal kementerian yang dirilis pada awal Oktober.
Berdasarkan prefektur, Akita memiliki korban terbanyak, yaitu 28 orang, disusul Iwate dan Fukushima dengan masing-masing 27 dan 13 orang.
Satu orang meninggal pada Agustus di Iwate, yakni kematian pertama yang disebabkan oleh beruang liar di prefektur tersebut sejak 2009. Kematian lainnya terjadi di pulau utama paling utara Hokkaido, yang merupakan tempat beruang coklat berkeliaran.
Penambahan kasus pada Oktober terus meningkatkan jumlah korban serangan beruang, memperbarui rekor prefektur Akita dan Iwate, yang masing-masing kini memiliki setidaknya 30 korban.
Pada 18 Oktober, seorang wanita ditemukan tewas yang diduga karena serangan beruang di Kota Toyama, Jepang tengah, sehingga membuat anak-anak sekolah harus waspada.
Pemerintah setempat mengatakan alasan tingginya jumlah pertemuan antara manusia dan beruang di Jepang tahun ini mungkin karena populasi anak beruang meningkat akibat pola makanan mereka, yang berupa kacang beech dan biji pohon ek, berlimpah pada tahun lalu.
Pada saat yang sama, tahun ini terjadi musim kacang yang buruk, sehingga memaksa beruang untuk menjelajah ke wilayah yang lebih luas, termasuk di dekat habitat manusia, untuk mencari makanan saat mereka bersiap menghadapi hibernasi.
Di antara insiden serangan beruang liar baru-baru ini pada Oktober, dua warga berusia 60-an diserang di Prefektur Akita. Seorang wanita terluka saat keluar dari mobilnya di sebuah jalan di Kazuno, sementara seorang pria terluka di hutan pegunungan di Odate dekat kediamannya.
Sementara itu, empat orang diserang beruang di kawasan pemukiman di kota Akita. Menurut seorang ahli, daerah yang dikelilingi sungai itu merupakan tempat yang tidak biasa bagi beruang untuk muncul.
Lebih dari separuh korban di Prefektur Iwate diserang oleh beruang di dalam atau di dekat tempat tinggal manusia dan sekitar separuhnya menderita luka parah.
Divisi konservasi alam pemerintah prefektur Iwate mengatakan sekitar 20 persen korban telah mengambil tindakan perlindungan terhadap beruang, seperti mengenakan lonceng beruang.
Divisi tersebut mengatakan bahwa pertemuan dengan beruang dapat terjadi “di mana saja” dan menyerukan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan terus waspada.
PENAFIAN: Russia Beyond sangat menentang segala jenis penyiksaan hewan termasuk, tentu saja, perburuan hewan liar, seperti beruang. Kami menulis artikel ini semata-mata untuk informasi dan referensi sejarah.
“Kami bermain ski di lintasan ski cukup lama. Akhirnya, kami berhenti di sebuah pohon cemara yang roboh dan tertutup salju. Di bawahnya terdapat sebuah liang. Setelah semuanya siap, petugas kehutanan mulai menusukkan tiang panjang di bawah akar pohon cemara yang terbalik itu. Pamanku, sambil tersenyum, berkata, ‘Arahkan ke tulang belikat, jangan memeleset. Itu beruangmu, bidik, tetapi jangan terlalu bersemangat’.”
Tiba-tiba, di bawah salju, terdengar geraman, dan kemudian raungan …. Pada saat yang sama, seekor beruang besar hampir keluar dari salju. Tak sadar, aku membidik dan menarik kedua pelatuk.
Gemuruh tembakan dan raungan yang mengerikan …. Aku bersandar di sebuah pohon pinus, seolah-olah merasa mati segan hidup tak mau, dan aku tak bisa melihat menembus asap. “Bravo, bagus sekali! Tepat sasaran!” ujar pamanku. Mereka menyingkirkan salju dan menarik seekor binatang besar, beratnya 262 kilogram. Kedua peluru mengenai jantung!”
Begitulah penulis Rusia Vladimir Gilyarovsky (1853—1935) mendeskripsikan perburuan beruang bersama kerabatnya ketika dia baru berusia 15 tahun! Namun, menembak beruang yang baru bangun dari hibernasi hanyalah salah satu teknik berburu. Gilyarovsky juga menyebutkan tombak, perangkap beruang, lubang yang ditutupi semak belukar dengan turus-turus tajam di bawahnya — berburu beruang adalah tradisi Rusia kuno.
Yang sebaiknya tak disebutkan
“Pemburu menusuk beruang, sementara anjing menggigitnya”, gambar rakyat Rusia.
Orang Rusia selalu terpesona dengan beruang, dan menjinakkan beruang merupakan seni kuno di antara skomorokh (kelompok penyanyi) Rusia. Sementara itu, keberhasilan berburu beruang merupakan “kenaikan level” yang amat penting bagi tiap pemburu dan juga membawa konotasi mistis karena hewan itu dianggap sebagai “penguasa hutan”. Karena binatang itu amat menakutkan, ada takhayul yang melarang memanggilnya dengan nama aslinya, ber, dalam bahasa Rusia Kuno. Karena itu, selain medved ‘yang tahu madu’, di Rusia, beruang juga biasa dijuluki Master.
Memburu beruang Rusia tentu dapat berakibat fatal. Beruang cokelat dewasa dapat memiliki berat hingga 400 kilogram. Ia bisa berlari secepat kuda dan melakukan lompat jauh. Penglihatan beruang tidak terlalu bagus, tetapi pendengaran dan penciumannya sempurna. Ketika beruang terbangun dari hibernasi, ketakutan, atau terluka, ia menjadi sangat berbahaya. Jadi, sekalipun perburuan gagal dan para pemburu tak dapat menjatuhkan beruang yang terbangun atau terluka dengan segara, dan binatang itu lari ke hutan, para pemburu harus mengatur penyerbuan. Beruang yang marah karena diganggu dan terluka bisa sangat berbahaya jika lari ke sebuah desa.
Bagaimanapun, menyerang beruang bukanlah perkara mudah. Tengkoraknya yang berbentuk kerucut memiliki tulang yang tebal. Jadi, para pemburu Rusia tahu betul bahwa menembak kepala beruang tak dapat melukai binatang buas itu: sebagian besar peluru memeleset ke sisi tengkorak dan tidak menyebabkan luka serius. Jadi, para pemburu biasanya mengincar jantung binatang itu.
Berburu beruang dengan anjing
Seekor beruang dipancing keluar dari sarangnya dengan bantuan anjing. Krasnoyarskiy krai, Rusia.
Anjing dapat membantu berburu beruang baik dari sarangnya maupun di hutan terbuka. Dalam kasus pertama, anjing-anjing pemburu akan membangunkan beruang dengan menggonggong sehingga membuat si beruang kesal. Beruang kemudian keluar menggali sarangnya yang ditutupi sumbatan tebal yang terbuat dari rumput, lumut, dan tanah. Ketika ia membuka “pintu rumahnya”, anjing-anjing segera menggigit beruang tersebut, sementara pemburu menyerangnya dengan tombak atau senjata api.
Dalam kasus perburuan di hutan terbuka, anjing-anjing akan mengikuti jejak beruang dan mengepung hewan itu sampai si pemburu tiba. Anjing laika adalah anjing terbaik untuk urusan berbahaya semacam ini. Namun, pasti ada beberapa anjing yang menjadi korban. Bagaimanapun, serangan anjing tidak dapat melukai beruang secara serius, sedangkan seekor beruang dapat membunuh seekor anjing laika dengan sekali pukul. Jadi, anjing-anjing itu akan bergantian menyerang, meninggalkan gigitan yang menyakitkan. Beruang kemudian akan duduk untuk melindungi panggulnya dan, dengan begitu, menjadi sasaran empuk bagi pemburu.
Status hukum perburuan beruang di Rusia
Pada abad ke-20 di Uni Soviet, perburuan beruang tidak diatur secara khusus oleh undang-undang apa pun kecuali undang-undang umum tentang perburuan. Keputusan Dewan Komisar Rakyat tentang Berburu (20 Juli 1920) dan undang-undang berikutnya, Peraturan tentang Perburuan dan Perburuan Ekonomi Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia (10 Oktober 1960) menyatakan bahwa seorang pemburu harus berusia minimal 18 tahun dan memiliki surat izin berburu. Surat izin atau lisensi tersebut diberikan kepada siapa pun yang “lulus ujian aturan berburu, keamanan selama berburu, menggunakan senjata api untuk berburu, dan telah membayar biaya lisensi negara,” bunyi undang-undang tahun 1960 itu.
Saat ini di Rusia tak ada yang berbeda. Untuk berburu, Anda harus memiliki lisensi dan senjata berburu (jika Anda menggunakannya) yang terdaftar. Namun, beberapa daerah menerapkan aturan tertentu untuk berburu beruang. Di Permskaya oblast, misalnya, Anda dapat berburu beruang dari 1 April hingga 30 Mei. Di Kostroma, dari 5 April hingga 15 Mei, dan kemudian dari 1 Agustus hingga 30 November. Aturan ini bergantung pada jumlah populasi beruang di wilayah itu dan musim kawin beruang coklat. Di beberapa daerah, perburuan beruang dilarang sementara karena jumlah populasinya yang rendah.
Bagaimanapun, sebuah keluarga di Rusia telah belajar hidup berdampingan bersama seekor beruang. Sementara di beberapa daerah, beruang berkeliaran di permukiman penduduk — dan itu bukan karena mereka senang menyapa penduduk setempat.