Sampah B3 Rumah Tangga yang Masih Sering Dibuang Sembarangan
Produk industri yang mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya serta berpotensi menjadi sampah B3 wajib diberi label informasi dan cara penanganannya. Sayangnya, masih banyak sekali masyarakat yang menangani sampah B3 rumah tangga mereka dengan cara yang tidak tepat.
Alasannya beragam, mulai dari tidak mengetahui cara yang benar, tidak mengetahui dampak yang dapat membahayakan, atau tidak ingin repot dan kesusahan. Ketahui daftar barangnya berikut ini.
Baterai menjadi benda pendukung yang penting ada ketika menggunakan barang elektronik di rumah. Umumnya punya durasi masa pakai yang tidak lama dan perlu diganti dalam kurun waktu tertentu. Namun, baterai menjadi salah satu sampah b3 rumah tangga yang seringkali dibuang asal-asalan ketika sudah habis dipakai.
Terdapat dua jenis baterai yang banyak digunakan, yaitu baterai primer sekali pakai dan baterai sekunder yang bisa diisi ulang. Baterai primer mengandung Zinc-carbon, campuran MnO2, (Mangan Dioksida), serbuk karbon, dan NH4Cl (Ammonium Klorida). Sedangkan dalam baterai sekunder terkandung kadmium, nikel, lithium ion, dan alkaline (potassium hidroksida).
Kandungan logam berat di atas dapat sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Hal yang bisa terjadi adalah tanaman menjadi rusak juga, mencemari rantai makanan, dan menimbulkan penyakit di dalam tubuh.
Rutin mengganti oli dapat membantu menjaga kondisi mesin kendaraan tetap dalam kondisi yang baik. Bisa dilakukan dengan bantuan mekanik di bengkel maupun secara mandiri. Namun, tidak banyak orang yang sadar bahwa oli bekas merupakan sampah b3 rumah tangga yang perlu cara tepat dalam membuangnya.
Dilihat dari kandungannya, oli kendaraan terdiri dari campuran bahan kimia aditif, hidrokarbon, asam korosif, logam berat yang bersifat karsinogenik, serta sisa-sisa hasil bakaran kendaraan yang sifatnya deposit. Kandungan tersebut dapat berbahaya bagi tubuh juga meninggalkan efek negatif apabila dibuang sembarangan, salah satunya jika dibuang ke sungai.
Salah satu sungai yang terlanjur tercemar oleh sampah oli bekas pakai adalah Sungai Awang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sungai ini nampak sangat kotor, berbau menyengat, dan berwarna hitam pekat. Belum diketahui dari mana cemaran oli bekas ini berasal. Oleh karena itu, aliran sungai ini tidak dapat lagi dijadikan sumber kehidupan bagi warga sekitar.
Mulai dari cat dinding, cat kendaraan, cat kayu, dan cat jenis lainnya merupakan sampah B3 rumah tangga yang mengandung bahan kimia. Komponen yang umum terkandung dalam cairan cat, di antaranya xylene, ethyl acetate, glycol, benzene, phenol, dan metilen klorida. Bahan-bahan tersebut merupakan kandungan kimia yang berbahaya dan beracun.
Cairan cat punya sifat yang mudah terbakar. Limbah cat biasa dihasilkan dari sektor industri seperti elektronik dan otomotif, serta sektor non industri seperti komersial dan residensial. Oleh karena kandungan logam beratnya punya konsentrasi yang cukup tinggi, maka perlu ditangani dan dikelola secara tepat dan aman.
Bahaya Sampah B3 Rumah Tangga bagi Kesehatan
Semua produk industri yang mengandung bahan kimia berbahaya dan berpotensi menjadi sampah B3 wajib diberi label informasi. Melansir dari laman Department of Toxic Substance Control California, ada tujuh simbol yang menandakan bahwa barang tersebut berbahaya. Simbol tersebut biasanya dicetak di kemasan atau tertempel pada barang. Dengan mengetahui simbol ini, kita bisa mengetahui risiko apa saja yang bisa muncul jika barang/produk tersebut tidak digunakan dengan benar.
Misalnya sampah b3 rumah tangga seperti detergent yang mengandung surfaktan yang bisa mengurangi kemampuan berkembangbiak organisme air dan menyebabkan menurunnya kualitas air. Jika kualitas air menurun, tidak hanya memengaruhi keseimbang alam saja, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan manusia.
Baterai bekas juga berbahaya jika berkontak langsung dengan manusia. Kandungan unsur timah dan asam sulfat pada baterai dapat menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan otak, gangguan kehamilan hingga impotensi.
Jika terpapar kandungan kimia dari sampah B3 terus menerus, dapat mengakibatkan keracunan akut. Kondisi keracunan akut tersebut dapat mengganggu fungsi otak, susunan saraf dan jantung.
Dalam jangka panjang, kandungan racun dalam sampah jenis ini dapat menyebabkan kelainan pada pembuluh darah, ginjal dan darah. Risiko terburuknya adalah kematian.
Agar terhindar dari bahaya sampah B3 tersebut, penting untuk memahami jenis dan cara mengelolanya. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 tahun 2014, disebutkan jika sampah B3 dibedakan berdasarkan sumbernya, menjadi tiga jenis, yaitu:
Sampah B3 dari Sumber Spesifik
Sampah B3 jenis ini berasal dari industri yang sudah jelas atau spesifik, seperti industri kesehatan dan laboratorium. Artinya, limbah dari kegiatan industri ini akan menjadi limbah infeksius dan termasuk sampah B3 sumber spesifik. Dan jenis sampah ini akan dibedakan lagi menjadi dua, yakni umum dan khusus. Contoh sampah B3 sumber spesifik umum adalah limbah karbon aktif, asam kromat bekas, dan proses tanning. Sedangkan sampah B3 sumber spesifik khusus bisa berupa slag timah putih, copper slag, nikel slag dan lainnya.
Pengertian Sampah Rumah Tangga
Di dalam KBBI, sampah dimaknai sebagai segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya. Sedangkan rumah tangga adalah kegiatan yang berhubungan dengan urusan di dalam rumah. Jadi, sampah rumah tangga adalah segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya setelah dimanfaatkan oleh kegiatan sehari-hari di dalam rumah.
Sedangkan menurut Undang-undang No.18 tahun 2008, sampah rumah tangga bisa berarti sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
Sampah B3 Kedaluwarsa
Jenis sampah B3 yang terakhir adalah sampah B3 yang kedaluwarsa atau tumpah, dan bekas kemasan B3. Contohnya adalah methanol, metapirilen, timbal suabsetat, dan lainnya. Sampah ini jarang ditemukan di rumah tanggal.
Sampah Medis Rumah Tangga
Beberapa sampah medis, seperti obat-obatan, bekas plester, tisu yang terkena darah, dan masker bekas merupakan contoh sampah B3 yang tanpa disadari sering dibuang sembarangan. Terutama banyak terjadi pada saat pandemi beberapa waktu lalu.
Masih banyak masyarakat yang kurang memahami bahwa kategori sampah di atas tidak seharusnya dibuang bercampur ke dalam sampah umum. Karena berpotensi membahayakan kesehatan lingkungan juga kesehatan para operator atau petugas persampahan.
Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, telah diatur tata cara pengelolaan sampah medis, di mana penanganannya perlu menggunakan teknik “2P2S”, yaitu Proses, Pilah, Simpan, dan Salur. Teknik ini akan memisahkan sampah medis dari sampah umum sehingga mencegah potensi kontaminasi yang bisa terjadi.
Tidak hanya daftar di atas, masih ada sampah rumah tangga kategori B3 lainnya yang seringkali dibuang sembarangan. Contohnya seperti, bohlam lampu, kabel, sampah elektronik, botol spray bekas, dan tusuk sate.
Sisa Cairan Pembersih
Salah satu sampah atau limbah yang hampir selalu ditemukan dari rumah tangga adalah sisa cairan pembersih, seperti sabun, sampo, sabun cuci, dan deterjen. Sesuai dengan wujudnya, sampah B3 rumah tangga ini masuk ke dalam kategori limbah cair domestik yang ternyata dapat mengganggu kesehatan air jika tidak ditangani dengan benar.
Limbah cair sisa pembersih umumnya mengandung nitrogen dan harafoslor yang dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga. Kandungan tersebut merupakan bagian dari zat eutrofikasi yang baik dalam meningkatkan produktivitas perairan. Sayangnya, jika kuantitasnya berlebihan dapat memicu timbulnya blooming alga dan dapat merugikan kehidupan organisme yang ada di suatu perairan.
Dikutip dari LIPI, eutrofikasi sendiri merupakan proses pengkayaan nutrisi dan bahan organik dalam air atau pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan. Air dikatakan tercemar apabila ada pengaruh atau kontaminasi zat organik maupun anorganik. Sebabnya pun bisa oleh banyak hal, salah satunya adalah limbah sisa pembersih seperti deterjen, sabun, sampo yang bertumpuk dan mencemari.
Sampah B3 dari Sumber Tidak Spesifik
Jika sampah B3 sumber spesifik biasanya ditemukan di fasilitas kesehatan, berbeda dengan sampah B3 sumber tidak spesifik yang bisa saja ada di rumah kita setiap hari. Sampah B3 jenis ini biasanya berasal dari kegiatan industri yang berkaitan dengan pemeliharaan, pengemasan, pencegahan korosi dan pelarutan kerak. Contohnya seperti aki, baterai bekas, limbah resin, kemasan bekas, oli bekas, dan sampah elektronik.
Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun atau biasa disingkat sampah B3 merupakan sampah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya. Tidak seperti sampah organik yang lebih bersahabat, sampah B3 secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Pengelolaannya pun dijalankan secara khusus agar tidak menjadi ancaman bagi lingkungan dan manusia.
Tidak hanya di industri dan laboratorium, hampir di setiap rumah pasti memiliki satu dari beberapa sampah B3 itu. Sebut saja detergent, pengharum ruangan, cairan pembersih kamar mandi, lem perekat, barang elektronik hingga batu baterai. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum memahami cara penanganannya yang benar. Padahal pengelolaan yang salah dapat membahayakan banyak hal.
Jenis Sampah Rumah Tangga
Nah, untuk memudahkan pemahaman kamu, kita bahas secara lebih detail tentang jenis-jenis sampah rumah tangga secara umum, yaitu:
Sampah organik adalah aneka sampah yang bisa diuraikan secara alami oleh lingkungan karena berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya dedaunan, sisa sayur dan buah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa daging, nasi dan seterusnya. Jenis sampah ini masih bisa diuraikan secara alami oleh hewan pengurai.
Berlawanan dari sampah organik, jenis anorganik ini meliputi sampah-sampah yang sulit diuraikan secara alami hingga membutuhkan waktu ratusan tahun hingga tidak bisa sama sekali terurai. Pernahkah kamu menggali tanah lalu tidak sengaja menemukan plastik kemasan ataupun kaleng yang terpendam?
Nah, itulah yang terjadi pada sampah anorganik. Sekalipun ditimbun tanah, dia sulit diuraikan. Contoh lainnya adalah sampah plastik, botol plastik bekas sabun, sampo, odol, sikat gigi plastik, botol kaca, styrofoam, karet/ban dan lainnya.
Nah, selain sampah organik dan anorganik, ada jenis lainnya yaitu sampah B3. Pernahkah kamu menggunakan obat semprot serangga? Ketika sudah habis, kaleng semprotnya akan menjadi sampah jenis B3. Yaitu sampah-sampah dari bahan kimia berbahaya dan beracun.
Jadi, kemasan-kemasan yang mengandung senyawa kimia berbahaya ini tidak boleh dibuang sembarangan. Harus dipisahkan dan diamankan karena potensi bahayanya cukup tinggi. Apalagi sampah B3 yang sering kamu jumpai? Pembalut sekali pakai, popok sekali pakai, elektronik meliputi kabel bekas, telepon genggam, serta benda tajam seperti silet, alat pencukur, dan sebagainya.
Inilah bagian yang paling penting, tentang bagaimana cara memilah sampah rumah tangga. Langkah-langkahnya yaitu:
Jadi, tunggu kapan lagi untuk mulai memilah sampah rumah tangga? Karena tumpukan sampah yang semakin menggunung tidak akan hilang dengan sendirinya, tanpa peran aktif kita. Yuk, mulai pilah sampah di rumah!
Sampah rumah tangga, tanpa disadari juga memuat sampah B3 di dalamnya. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ada sekitar 67,8 juta ton sampah di tahun 2020, sebanyak 37,3% nya merupakan sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga.
Tidak seperti sampah organik dan anorganik, sampah B3 perlu ditangani secara khusus. Hal ini mengingat bahwa sifat dan karakteristik sampahnya yang berpotensi mengandung zat tertentu, yang apabila tidak ditangani dengan penanganan serius dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan bahkan manusia di sekitar.